Kamis, 10 Juli 2008

Kefir disebut dalam Al Qur'an

Dr. Lee Lorenzen, seorang ahli biokimia, dalam bukunya "The Prolongation of Life" menulis : The villagers of Caucasus mountains gave us yogurt. But this part of the world is also the origin of fermented milk product that may be good for your health called Kefir. The history of Kefir is centuries old. It is mentioned in the Koran (Al-Qur’an) and is very well known in Eastern Europe.
Setelah ditelusuri, saya menemukan keterangan tentang Kefir pada Surat Al Insan (QS 76:5-6).
Dijelaskan bahwa Kefir adalah nama mata air di Surga, yang airnya berwarna putih, harum baunya dan lezat rasanya.
Beberapa kalangan di Eropa, mengira nama Kefir berasal dari bahasa Turki, keif yang artinya perasaan nyaman. Pernyataan ini juga dikutip oleh kalangan ilmuwan di Indonesia, termasuk oleh peneliti senior Balai Pengkajian Bioteknologi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Dr Ir Inggrid S Waspodo, MSc., yang dipublikasikan lewat buku karangannya.
Sungguh sayang, Kefir yang dipercaya sebagai pemberian Nabi Muhammad saw., malah kurang dikenal di Indonesia, dan lebih dihargai oleh negara-negara non-muslim.
Rasanya lebih tepat bila Kefir ini saya sebut sebagai : Warisan Islam untuk kesehatan dunia !.

Sejarah Kefir

Dalam situsnya yang sangat terkenal, : Dominic N. Anfiteatro dari Adelaide, menguraikan sebagai berikut :
It is said that the orthodox tribes-people of Northern Caucasus Mountains, were gifted kefir grains possibly by the Prophet Mohammed over 1,400 years ago. It is also said that these folks referred to kefir grains as The grains of the Prophet Mohammed and the culture product, kefir, The drink of the Prophet.
Bagaimana Kefir yang merupakan warisan rahasia masyarakat kaukasus ini, berikut ceriteranya (diterjemahkan dari situs Dom’s Kefir in site):
Di awal abad kedua puluh, Lembaga Kedokteran Rusia ingin meneliti biji kefir yang tersohor itu. Sayang, saat itu sulit sekali mencari biji kefir di Rusia. Karenanya lembaga negara tersebut secara resmi meminta bantuan kepada Blandov bersaudara, kakak beradik pemilik sebuah pabrik keju di kota Kislovodsk, utara Kaukasus. Kedua Blandov setuju—meski mungkin bingung juga. Maklumlah, sebab memang biji kefir masih dirahasiakan para pemiliknya, yakni masyarakat Islam di Kaukasus. Tak mungkin dengan meminta begitu saja biji kefir akan sampai di tangan. Jadi bagaimana cara memperolehnya?
Kebetulan waktu itu ada seorang wanita muda cantik yang bekerja pada mereka. Irina Sakharova namanya. Blandov bersaudara mendapat ide, mengajak Irina untuk menyusun rencana memperoleh biji kefir. Irina pun setuju. Maka berangkatlah ia seorang diri ke selatan, ke Kaukasus. Tak lama kemudian ia berkenalan dengan seorang pangeran di sana, Bek-Mirza Barchorov. Dengan kecantikannya Irina berhasil memikat lelaki itu. Namun saat Irina mengatakan ingin meminta sejumlah biji kefir untuk dibawa pulang, Barchorov berbalik curiga dan menolak.
Gagal dengan segala bujuk rayu, kembalilah Irina ke Rusia. Di tengah jalan ia diculik oleh kaki tangan Bek-Mirza Barchorov. Ternyata pangeran itu telah "jatuh cinta" dan tak mau kehilangan Irina; ia mengirim suruhannya untuk menculik Irina dan memaksanya menikah. Untunglah, kedua majikannya datang menolong. Perkara penculikan ini pun dibawa ke pengadilan Rusia dengan Bek-Mirza Barchorov sebagai terdakwanya, dan . Irina bersedia melepaskan tuntutan dengan ganti rugi biji kefir. Maka berhasillah ia dan kedua majikannya memperoleh biji tersebut. September 1908, sejumlah bijih Kefir masuk ke Rusia.
Tahun 1973 Irina, saat itu berusia 85 tahun, memperoleh penghargaan dari Menteri Industri Makanan Soviet atas perannya dalam membawa kefir ke Rusia.

Minggu, 06 Juli 2008

Kefir menyembuhkan maag.

Setelah membaca tentang khasiat Kefir di berbagai situs di internet, saya baru tahu bahwa hal utama yang ‘diperbaiki’ oleh Kefir adalah masalah pencernaan. Kebetulan, saya mempunyai seorang teman kerja, yang sejak beberapa tahun menderita maag kronis. Saat itu, saya masih bolak-balik kerja di Jakarta, dan pergi maupun pulang dari Jakarta bersama-sama. Begitupun sering bertugas bersama ke luar kota.

Pada saat di Jakarta atau ke luar kota, saya selalu membuat Kefir dan meminumnya secara teratur. Selama itu, saya tidak pernah berani menawarkan Kefir kepadanya, karena kita ketahui bahwa penderita maag sangat alergi terhadap segala sesuatu yang mempunyai rasa masam.

Suatu hari, ketika sudah jarang ke Jakarta, teman ini datang ke tempat saya dengan muka yang agak meringis. Maagnya kambuh. Saya jelaskan mengenai khasiat Kefir yang saya baca, kemudian saya sediakan segelas Kefir, dan menyilakannya untuk meminumnya.

Mulanya tentu saja menolak, apalagi ia belum makan apapun pagi itu. Saya katakan bahwa bila ternyata menjadi lebih sakit, maka silakan ke rumah sakit, dan semua biaya perawatannya akan saya bayar.

Sambil tetap memegang ‘obat’ maag, ia kemudian meminum satu gelas Kefir yang telah dicampur madu. Ia bergidik merasakan rasa masam Kefir. Namun segelas Kefir itu ia teguk sampai habis.

Dengan cemas, ia mulai mempersiapkan diri terhadap rasa perih yang biasanya muncul sehabis minum sesuatu yang masam. Namun pelan-pelan, rasa sakit, perih dan kejang di perut dan punggungnya mulai mereda. Seperempat jam kemudian, rasa perih di lambungnya menghilang. Setelah itu ia mulai percaya, dan rutin meminum Kefir.

Tiga bulan kemudian, ia sudah dapat makan Pempek Palembang tanpa harus menderita perih dan kembung.

Hal ini membuat saya makin kagum akan khasiat Kefir, dan teman ini merupakan salah satu orang yang turut menyebarkan Kefir maupun pengetahuan tentang khasiatnya kepad keluarganya dan rekan-rekan lainnya.

Sejak itu, sampai pertengahan 2008 ini, telah banyak penderita maag yang tertolong. Bahkan untuk masalah pencernaan ini, saya tidak menemukan preparat lain yang lebih baik dari Kefir.

Walaupun demikian, saya juga kadang-kadang mengkombinasikan penggunaan Kefir ini dengan serat herbal (seperti produk CNI “Organik”), dan memberikan hasil yang memuaskan.